Syekh Mustafa Siba’i rahimahullah menyebutkan bahwa cinta memiliki 3 warna:
1. Cinta Ilahi, cinta insani dan cinta hewani.
2. Cinta Ilahi, lahir dari ketundukan seorang hamba kepada Zat yang dicintainya dan buah dari rasa syukur terhadap anugerah-Nya.
3. Cinta Insani, merupakan buah dari kesetiaan seseorang terhadap saudara yang dicintainya dan penghargaan terhadapnya.
Cinta hewani, cinta yang memperdayakan pemiliknya dan melahirkan malapetaka bagi yang dicintainya.
(hakadza ‘allamatnil hayat).
1. Cinta Ilahi adalah cinta seorang mukmin terhadap Rabb-nya.
Cinta Ilahi, hendaknya melebihi cinta kita kepada anak-anak permata hati
kita, permaisuri hati kita, orang tua kita, karib kerabat kita,
orang-orang dekat kita dan seluruh manusia. Juga melebihi cinta kita
terhadap harta benda, simpanan berharga, sawah ladang, dan barang-barang
berharga lainnya milik kita.
Cinta Ilahi tumbuh saat kita tunduk, patuh, pasrah, merasa lemah di
hadapan-Nya. Dan berbuah saat kita mengenang anugerah, nikmat dan
karunia-Nya yang tak terhitung yang telah dikucurkan kepada kita.
Nikmat hidup, kebebasan dalam beribadah, keindahan pekerti, sehat,
kran-kran rezki yang terbuka. Pasangan hidup dan anak keturunan yang
manis dan lucu. Kemudahan memperdalam ilmu pengetahuan, dibentangkan-Nya
ladang amal shalih dan sawah tempat menanam benih amal ketaatan.
Anugerah usia hingga saat ini. Dicintai banyak sahabat dan saudara di
jalan-Nya. Sabar dalam menjalani hidup. Qana’ah dalam menerima garis
takdir-Nya. Dijauhkan dari hutang dan tanggungan kepada orang lain. Dan
yang senada dengan itu.
Jika kita mencoba untuk menghitung karunia, nikmat dan pemberian-Nya
kepada kita. Niscaya kita tak akan sanggup menghitungnya. Walaupun
sekarang sudah tersedia alat hitung yang super canggih. “Dan jika kamu
menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghitungnya. Sesungguhnya
manusia itu sangat zalim dan sangat mengingkari nikmat-Nya.” S.
Ibrahim: 34.
2. Cinta Insani adalah cinta seseorang terhadap saudara dan sahabatnya.
Atau dengan ungkapan yang familiar di telinga kita; persaudaraan Islam,
persahabatan Iman.
Suatu ikatan persaudaraan yang didasari cinta karena Allah. Dibangun di atas pondasi ketaatan pada Ilahi.
Persaudaraan yang tumbuh karena akidah yang satu. Bukan tercipta
karena kepentingan dan kebutuhan sesaat seperti koalisinya partai
politik, walau tidak semua demikian. Bukan pula terjalin karena melihat
penampilan fisik, seperti ketampanan dan paras yang menarik. Bukan pula
harta benda yang menjadi pijakannya. Atau manfaat dan nikmat duniawi
lainnya.
Ukhuwah imaniyah adalah cinta yang tak mengenal musim. Panas, dingin,
hujan, kemarau, berawan, berdebu, petir dan seterusnya. Ia akan
langgeng dan abadi.
Dan ukhuwah imaniyah, yang didasari cinta karena Allah inilah yang
pernah dipraktekkan oleh para sahabat dan generasi terbaik setelahnya
dan ditulis oleh sejarah dengan tinta emas. Yang sulit kita temukan di
zaman kini.
Di mana kita bersahabat dan bersaudara pada saat orang yang kita
cintai dalam keadaan kaya, berparas menawan, senang, bahagia,
berkedudukan, lapang, bergelimang nikmat, sehat dan yang seirama dengan
itu.
3. Cinta hewani adalah cinta yang dilandasi nafsu birahi. Yang dapat menyeret pemiliknya pada hubungan seksual terlarang.
Hasrat memenuhi tuntutan kebutuhan biologis merupakan fitrah yang
Allah Swt tancapkan dalam diri kita. Dan bahkan ketika kita salurkan
pada jalur yang benar dan sesuai dengan koridor syar’i melalui jalur
pernikahan, maka hubungan seksual itu menjadi suci, penuh berkah dan
ibadah yang bergelimang pahala.
Namun ketika hasrat birahi, tak diarahkan sesuai dengan aturan agama,
maka ia menjadi bencana dan malapetaka bagi kita, keluarga, orang tua,
masyarakat dan bahkan Negara. Menghitamkan wajah orang tua, mencoreng
nama baik keluarga, menjadi aib di masyarakat dan menjadi kenistaan bagi
sebuah Negara.
Hubungan seks terlarang, selingkuh, teman tapi mesra, kumpul kebo dan
yang senada dengan itu, menghiasi media massa dan elektronik. Lagi-lagi
atas nama cinta. Walaupun lebih tepat, bila kita katakan sebagai cinta
hewani yang kotor dan tak bermartabat.
Ketika nafsu telah kita nobatkan sebagai raja, maka kemudahan,
fasilitas, dan keluasan yang diberikan-Nya, bukan kita pergunakan untuk
meraih cinta-Nya dan cinta sahabat di jalan Allah Swt. Tapi, justru kita
pergunakan untuk memuluskan hasrat cinta hewani yang hina.
Maka kita tidak heran, jika jabatan, kedudukan, kekayaan dan
kelapangan sering membuat orang lupa diri. Dan terjebak pada hubungan
cinta terlarang. Cinta hewani. Yang akan membawa pada kesengsaraan
abadi. Di akherat nanti.
Kamis, 14 Juni 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Category List
- Belajar membuat blog (1)
- Dunia Bisnis (1)
- Proses Bisnis DJP (14)
- Siraman Rohani (3)
- Undang-Undang Pajak (2)
Category
- Belajar membuat blog (1)
- Dunia Bisnis (1)
- Proses Bisnis DJP (14)
- Siraman Rohani (3)
- Undang-Undang Pajak (2)
Recent Posts
Blogger templates
Download
Blogger Tricks
Blogger Themes
Diberdayakan oleh Blogger.
Labels
- Belajar membuat blog (1)
- Dunia Bisnis (1)
- Proses Bisnis DJP (14)
- Siraman Rohani (3)
- Undang-Undang Pajak (2)
Category
- Belajar membuat blog (1)
- Dunia Bisnis (1)
- Proses Bisnis DJP (14)
- Siraman Rohani (3)
- Undang-Undang Pajak (2)
Category
- Belajar membuat blog (1)
- Dunia Bisnis (1)
- Proses Bisnis DJP (14)
- Siraman Rohani (3)
- Undang-Undang Pajak (2)
Pages - Menu
Blog Translator
Popular Posts
-
SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE – 82/PJ/2010 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-36...
-
Sudahkah anda mengetahui istilah Dropshipping? Dari namanya memang menggunakan bahasa asing ya, tapi sebenarnya sudah tenar di tanah air. ...
-
Pemeriksaan Bukti Permulaan (BUKPER) Dasar Hukum: UU Nomor 28 Tahun 2007 Ps 43A (1) jo. PMK 202/PMK.03/2007 Ps 1 dan 2...
-
Pajak memberikan kontribusi yang sangat besar dalam penerimaan negara. Tidak bisa dipungkiri bahwa pajak adalah "ruh" dari pendapa...
-
PENILAIAN INDIVIDUAL OBJEK PAJAK PBB PROSES PENILAIAN INDIVIDUAL OBYEK PAJAK BUMI DAN BANGUNAN Sumber: http://dc312.4shared.com/doc/...
-
Bismillaahirrohmaanirrohiim.... Seperti yang kita ketahui bahwa hidup di dunia ini hanyalah sebentar saja. Di waktu yang singkat itu, kita ...
-
Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Ekstensifikasi_pajak ; Ekstensifikasi adalah kegiatan yang dilakukan untuk memberikan Nomor P...
-
Sumber: http://www.ortax.org/files/lampiran/10PJ_SE113.html ...
-
Penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh Penyidik untuk mencari serta mengumpulkan bu...
-
Pelaksanaan pengamatan 1. Persiapan pengamatan Persiapan pengamatan meliputi kegiatan penerimaan informasi dan kegiatan pendahuluan seb...
Logo DJP
Archive
-
▼
2012
(21)
-
▼
Juni
(19)
- Penilaian Individu PBB
- Pembuatan Surat Himbauan ber-NPWP
- Penerbitan Daftar Nominatif Usulan Pemeriksaan
- Pengolahan Data
- Pencarian Data
- Ekstensifikasi Pepajakan
- Penyidikan Tindak Pidana di Bidang Perpajakan
- Tata Cara Pemeriksaan Bukti Permulaan
- Pengamatan atau Intelijen terhadap IDLP
- Tata Cara Pelaksanaan Pengembangan dan Analisis IDLP
- Pelaksanaan Pengamatan dan Penyidikan
- Petunjuk Pelaksanaan Pengamatan, Pemeriksaan Bukpe...
- Upayakan selalu dekat dengan Alloh SWT
- 3 tipe Cinta
- 10 Penghalang Keterkabulan Do’a
- Pajak Penghasilan
- Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
- Pajak memberikan kontribusi yang sangat besar dala...
- Kebutuhan membuat blog
-
▼
Juni
(19)
Labels
- Belajar membuat blog (1)
- Dunia Bisnis (1)
- Proses Bisnis DJP (14)
- Siraman Rohani (3)
- Undang-Undang Pajak (2)
Friends
Blogroll
About Me
- Unknown
0 komentar:
Posting Komentar